Selasa, 17 Februari 2015

10. PEDANG TOMOYUKI YAMASHITA

Tomoyuki Yamashita adalah seorang jenderal Angkatan Darat Kekaisaran Jepang selama Perang Dunia II. Dia dikenal selama perang setelah menaklukkan koloni Inggris di Malaya dan Singapura, akhirnya mendapat julukan “The Tiger of Malaya”. Setelah akhir Perang Dunia II, Yamashita diadili atas kejahatan perang berkaitan dengan Pembantaian Manila dan banyak kekejaman lainnya di Filipina dan Singapura . Itu adalah sidang kontroversial yang berakhir dengan hukuman mati bagi Tomoyuki Yamashita. Kasus ini mengubah aturan Amerika Serikat dalam hal tanggung jawab komando atas kejahatan perang, menciptakan sebuah hukum yang dikenal sebagai Standar Yamashita
Pedang nya
Selama karir militernya, Tomoyuki Yamashita memiliki sebuah pedang samurai pribadi yang berisi pisau yang dibuat oleh pembuat pedang terkenal Fujiwara Kanenaga antara tahun 1640 dan 1680. Senjata yang memiliki pegangan dibuat ulang di awal 1900-an . Pedang samurai itu diserahkan oleh Jenderal Yamashita, bersama dengan pasukannya, pada tanggal 2 September 1945, kepada Jenderal MacArthur yang kemudian memberikannya kepada Museum Militer West Point, dan masih berada disana hingga hari ini. Pedang samurai ini menjadi salah satu koleksi dari sekian banyak koleksi senjata-senjata militer di Museum West Point.

9. PEDANG LENGKUNG SAN MARTIN
José de San Martín adalah seorang jenderal Argentina terkenal yang hidup antara tahun 1778 – 1850. Dia adalah pemimpin utama dari bagian selatan Amerika Selatan yang berjuang untuk melepaskan diri dari Spanyol. San Martín adalah pahlawan Amerika Selatan dan Pelindung (protector) nomor satu bagi Perú. Di bawah pimpinan San Martín, kemerdekaan Peru secara resmi dideklarasikan pada tanggal 28 Juli 1821.
Pedang nya
Pusaka José de San Martín yang paling dihargai adalah pedang melengkung yang ia beli di London. San Martín mengagumi pedang melengkung karena merasa bahwa senjata itu dapat bermanuver dan ideal untuk pertempuran. Sehingga ia mempersenjatai kavalerinya, Granaderos, dengan senjata yang sama, yang dianggap penting untuk penyerangan. Pedang melengkung tinggal dengan San Martín sampai kematiannya dan kemudian diwariskan kepada General de la Republica Argentina, Don Juan Manuel de Rosas.
Dalam wasiatnya San Martín menyebut pedang sebagai “Pedang yang telah menemani saya selama Perang Kemerdekaan Amerika Selatan”. Pada tahun 1896 pedang itu dikirim ke Museum Sejarah Nasional di Buenos Aires di mana ia masih berada disana hingga hari ini. Pada tahun 1960 pedang itu pernah dua kali dicuri pada dua kesempatan terpisah dan ini menyebabkan operator museum untuk membuat sebuah gazebo berkaca untuk melindungi artefak tersebut.

8. PEDANG BERMATA TUJUH
Dinasti Baekje adalah sebuah kerajaan kuno yang terletak di barat daya Korea. Pada masa jayanya di abad ke-4, Baekje menguasai koloni di Cina dan sebagian besar Semenanjung Korea Barat. Mereka adalah salah satu dari Tiga Kerajaan Korea, bersama-sama dengan Goguryeo dan Silla. Pada tahun 372, Raja Geunchogo dari Baekje membayar upeti kepada kaisar Jin Timur (China) dan diyakini bahwa bermata tujuh diciptakan dan diberikan kepada kaisar tersebut sebagai tanda pujian. .
Pedang nya
Pedang besi ini panjangnya 74,9 cm dengan enam tonjolan mata seperti pisau di sisi-sisi pedang. Pedang ini dikembangkan untuk tujuan seremonial dan tidak dibuat untuk pertempuran. Pada tahun 1870 seorang pendeta Shinto bernama Masatomo Kan menemukan dua tulisan pada pedang ini. Salah satunya menyatakan “Pada tengah hari pada hari keenam belas dari bulan sebelas, tahun keempat era Taiwa, pedang ini dibuat dari baja dengan 100 kali tempa. Menggunakan pedang ini akan membinasakan 100 tentara musuh. Pedang ini sesuai untuk seorang raja yang bijak.”
Pedang bermata tujuh ini mengandung banyak pernyataan, tapi yang paling kontroversial adalah frase “enfeoffed lord,” yang artinya menggambarkan Raja Wa sebagai raja yang tunduk kepada penguasa Baekje. Pedang ini merupakan link sejarah yang penting dan menunjukkan bahwa memang ada hubungan antara negara-negara Asia Timur era ini. Pedang bermata tujuh yang asli saat ini disimpan di Isonokami Shrine di Prefecture Nara, Jepang namun tidak dipamerkan ke publik.

7. PEDANG WILLIAM WALLACE
William Wallace adalah seorang ksatria Skotlandia yang hidup antara tahun 1272 – 1305. Wallace memimpin perlawanan terhadap Inggris selama Perang Kemerdekaan Skotlandia, yang dilancarkan selama akhir abad 13 hingga awal abad ke-14. Saat hidupnya, William Wallace diangkat sebagai Guardian of Scotland. Dia memimpin sebuah pasukan infanteri yang berperang melawan musuh dalam pertempuran muka bertemu muka. Tentulah dalam pertempuran seperti ini yang digunakan adalah pedang. Untuk bertahan hidup di medan perang seorang prajurit harus menjadi pendekar pedang yang berbakat. Pada tahun 1305, William Wallace ditangkap oleh Raja Edward I dari Inggris dan dieksekusi mati sebagai pemberontak. Hari ini William Wallace di Skotlandia dikenang sebagai seorang patriot dan pahlawan nasional. Pedang -nya adalah salah satu pedang terkenal di dunia.
Pedang nya
Pedang William Wallace terletak di Monumen Nasional di Stirling, Skotlandia. Panjang pedang adalah 132 cm dengan berat 2,7 kg. Pedang ini adalah pedang yang digunakan Wallace pada Pertempuran Stirling pada tahun 1297 dan Pertempuran Falkirk tahun 1298. Gagang pedang saat ini bukan asli. Diyakini bahwa pedang ini telah mengalami modifikasi pada kesempatan terpisah.
Setelah eksekusi William Wallace, Sir John de Menteith, gubernur Kastil Dumbarton, menerima pedangnya. Pada tahun 1505, Raja James IV dari Skotlandia membayar 26 shilling untuk memiliki pedang ini yang saat itu bertali sutra. Dikatakan bahwa pedang Wallace telah mengalami banyak perubahan, mungkin karena sarung dan gagang pedang Wallace yang asli serta sabuknya terbuat dari kulit kering Hugh Cressingham, seorang komandan Inggris.

6. TIZONA
El Cid adalah seorang pria yang lahir sekitar tahun 1040 di Vivar, yang merupakan kota kecil sekitar enam mil utara Burgos, ibukota Castile. Kerajaan Castile adalah salah satu kerajaan abad pertengahan di semenanjung Iberia. Selama hidupnya El Cid menjadi pemimpin militer dan diplomat yang sukses. Dia Panglima dari pasukan Alfonso VI dan menjadi pahlawan Spanyol. El Cid adalah aset raja yang paling berharga dalam perang melawan bangsa Moor . Dia adalah seorang ahli strategi militer yang terampil dan pejuang yang kuat.
Pedang nya
El Cid memiliki dan menggunakan banyak pedang yang berbeda dalam hidupnya, tetapi dua yang paling terkenal adalah Colada dan Tizona. Tizona adalah pedang yang digunakan oleh El Cid untuk melawan bangsa Moor. Senjata ini merupakan salah satu peninggalan Spanyol yang paling dihargai dan diyakini telah ditempa di Córdoba, Spanyol, meskipun sejumlah baja dari Damaskus dapat ditemukan di pisau nya. Baja Damaskus terutama digunakan di Timur Tengah. Tizona panjangnya 103 cm dan beratnya 1,1 kg. Pedang ini terdapat dua tulisan yang terpisah, yang satu adalah waktu pembuatannya, yaitu tahun 1002 dan yang lainnya adalah doa Katolik Ave Maria. Tizona saat ini dipajang di Museo de Burgos di Spanyol.

5. PEDANG NAPOLEON
Pada tahun 1799, Napoleon Bonaparte menjadi pemimpin politik dan militer dari Perancis setelah terjadinya sebuah kudeta. Lima tahun kemudian Senat Perancis menyatakan dirinya kaisar. Pada dekade pertama abad ke-19 Napoleon dan Kekaisaran Perancis terlibat dalam konflik dan perang dengan setiap kekuatan utama Eropa. Pada akhirnya, serangkaian kemenangan memberi Perancis posisi dominan di benua Eropa. Pada tahun 1812 Prancis mulai invasi mereka ke Rusia. Keputusan untuk menyerang Rusia menandai titik balik dalam keberuntungan Napoleon. Pada tahun 1814, Koalisi enam negara menyerbu Perancis dan Napoleon ditangkap dan diasingkan ke pulau Elba. Napoleon sempat melarikan diri, tetapi akhirnya meninggal dalam penjara di pulau Saint Helena. Sejarawan menganggap Napoleon sebagai seorang jenius militer dan seorang pria yang membuat kontribusi yang kuat untuk seni operasional perang.
Pedang nya
Di medan perang Napoleon membawa pistol dan pedang. Dia memiliki koleksi besar senjata dan artileri. Senjatanya adalah salah satu dari yang terbaik dan dibuat dari bahan terbaik. Pada musim panas 2007, sebuah pedang bertatahkan emas yang dulu milik Napoleon dilelang di Perancis dan terjual seharga $ 6,4 juta dolar. Pedang ini digunakan oleh Napoleon dalam pertempuran. Pada awal 1800-an, Napoleon menghadiahkan pedang kepada saudaranya sebagai hadiah pernikahan. Pedang itu diwariskan dari generasi ke generasi, tidak pernah meninggalkan keluarga Bonaparte. Pada tahun 1978, pedang itu dinyatakan sebagai harta nasional di Perancis dan pemenang lelang tidak teridentifikasi.

4. SWORD of MERCY
Sword of Mercy adalah senjata yang terkenal yang dulu milik Edward Confessor. Edward Confessor adalah raja terakhir dari raja-raja Anglo-Saxon di Inggris sebelum Penaklukan Norman tahun 1066. Ia memerintah 1042-1066 dan pemerintahannya mengawali disorganisasi dan runtuhnya kekuasaan kerajaan di Inggris. Tak lama setelah kematian Edward Confessor, para Normandia mulai memperluas ekspansinya ke Inggris dipimpin oleh William Sang Penakluk.
Pedang nya
The Sword of Mercy adalah pedang patah, sehingga pendek dan agak persegi. Pada 1236, senjata itu diberi nama curtana dan sejak itu telah digunakan untuk upacara kerajaan. Pada zaman kuno adalah suatu kehormatan untuk membawa pedang ini dibelakang raja. Cerita seputar patahnya pedang ini tidak diketahui, tetapi mitos mengatakan bahwa ujung pedang patah oleh seorang malaikat untuk mencegah pembunuhan yang salah.
Sword of Mercy adalah bagian dari Crown Jewels dari Kerajaan Inggris dan merupakan salah satu dari hanya lima pedang yang digunakan selama penobatan raja Inggris. Dan pedang ini adalah satu dari sejumlah kecil pedang yang bertahan dari pemerintahan Oliver Cromwell. Cromwell dikenal karena melelehkan artefak-artefak kuno untuk untuk diambil emasnya.

3. HONJO MASAMUNE
Masamune adalah pembuat pedang di Jepang yang secara luas dianggap sebagai salah satu metallurgists terbesar di dunia. Tanggal yang tepat untuk masa hidup Masamune tidak diketahui persis, namun diyakini bahwa ia bekerja sekitar tahun 1288-1328. Pedang dan belati buatan Masamune telah mencapai status legendaris selama berabad-abad. Dia menciptakan pedang yang dikenal sebagai tachi dan belati yang disebut tant (?). Pedang Masamune memiliki reputasi yang kuat untuk keindahannya dan berkualitas. Dia jarang menandatangani karya-karyanya, sehingga sulit untuk mengidentifikasi semua pedang buatannya.
Pedangnya
Yang paling terkenal dari semua pedang Masamune bernama Honjo Masamune. The Honjo Masamune sangat penting karena mewakili Keshogunan selama periode Edo Jepang. Pedang ini diturunkan dari satu Shogun ke Shogun yang lain selama beberapa generasi. Pada tahun 1939 pedang tersebut menjadi harta nasional Jepang, tetapi tetap berada di tangan keluarga Tokugawa. Pemilik terakhir yang diketahui dari Honjo Masamune adalah Tokugawa Iemasa. Rupanya Tokugawa Iemasa memberikan pedang tersebut dan 14 pedang lainnya ke kantor polisi di Mejiro, Jepang, pada bulan Desember 1945.
Tak lama kemudian pada bulan Januari 1946, polisi Mejiro memberikan pedang untuk Sgt. Coldy Bimore (US 7th Kavaleri). Sejak saat itu, Honjo Masamune telah hilang dan keberadaan pedang tersebut tetap menjadi misteri. Honjo Masamune adalah salah satu artefak sejarah yang paling penting yang menghilang pada akhir Perang Dunia II.

2. JOYEUSE
Charlemagne adalah seorang pria yang lahir sekitar tahun 742. Dia adalah salah satu penguasa besar dalam sejarah dunia dan menjadi Raja kaum Frank di tahun 768. Pada tahun 800 ia diangkat menjadi Kaisar dari kekaisaran romawi suci, posisi yang dipegangnya selama sisa hidupnya. Dalam Kekaisaran Romawi Suci ia dikenal sebagai Charles I dan adalah kaisar pertama dari Kekaisaran Romawi Suci. Selama masa Charlemagne ia memperluas kerajaan Frank menjadi sebuah kekaisaran, yang meliputi sebagian besar Eropa Barat dan Tengah. Charlemagne dianggap sebagai bapak pendiri monarki, baik di Perancis maupun Jerman, serta bapak Eropa.
Pedangnya
Joyeuse adalah nama pedang pribadi Charlemagne. Saat ini, ada dua pedang dikaitkan dengan Joyeuse. Salah satunya adalah pedang yang disimpan di Weltliche Schatzkammer di Wina, sementara yang lain ditempatkan di Louvre di Perancis. Pedang yang dipajang di Louvre diklaim sebagian dibangun dari pedang asli Charlemagne. Pedang itu terbuat dari bagian-bagian dari abad yang berbeda, sehingga sulit untuk mengidentifikasi senjata itu sebagai Joyeuse. Gagang pedang menunjukkan tanggal pembuatan sekitar waktu Charlemagne. Gagangnya emasnya dibuat dalam dua bagian dan pernah dihiasi dengan berlian.
Pedang Charlemagne muncul dalam banyak legenda dan dokumen sejarah. Dalam mitologi Bulfinch dikatakan Charlemagne menggunakan Joyeuse untuk memenggal kepala komandan Saracen, Corsuble serta temannya, Ogier Dane. Setelah kematian Charlemagne, pedang itu dikatakan dipegang oleh Basilika Saint Denis dan kemudian dibawa ke Louvre setelah sering digunakan untuk prosesi pemahkotaan raja-raja Perancis.

1. ZULFIQAR
Zulfiqar adalah pedang pemimpin Islam Sayidina Ali. Ali adalah sepupu rasulullah Muhammad SAW. Ia menjadi khalifah tahun 656-661. Dari beberapa catatan sejarah, Muhammad memberi pedang Zulfiqar ke Ali di Pertempuran Uhud. Pedang adalah simbol dan dikagumi oleh orang-orang arab waktu itu.
Pedang dua mata ini adalah simbol kepada jihad dan keberanian berdasarkan perjuangan Saidina Ali. Ketokohan Saidina Ali sebagai pendekar pedang terunggul di dunia terbukti dalam Perang Uhud. Sewaktu pasukan Islam terpukul hebat beliaulah yang paling gigih mempertahankan Rasulullah SAW. Sebahagian ulama mengatakan bahwa pedang inilah Raja Segala Besi (Dibuat dari besi yang terkenal, yaitu besi damaskus). Juga dikatakan bahwa Ali menggunakan pedang ini pada Perang Parit, yang merupakan upaya pengepungan terkenal kota Madinah. Selama pertempuran, Rasul, Ali, dan pembela Islam lainnya membangun parit untuk melindungi Madinah terhadap kavaleri konfederasi yang jauh lebih besar.


Pada Film The Massege, Zulfiqar juga digambarkan sebagai pedang bermata dua

Ada beda pendapat mengenai bentuk pedang ini. Beberapa orang menggambarkan pedang ini memiliki dua mata pedang yang paralel, menekankan kemampuan mistis dan kecepatan, sementara yang lain menggambarkan Zulfiqar sebagai pedang yang lebih berbentuk tradisional. Menurut Imamiyah Syiah, zulfiqar tetap ada hingga hari ini dan disimpan Imam Muhammad al- Mahdi . Senjata ini adalah bagian dari koleksi yang terkenal yang disebut Al-Jafr.
Al – Jafr terdiri dari dua kotak kulit yang berisi artefak yang paling penting dari zaman Muhammad SAW dan Ali. Koleksi ini telah diwariskan selama beberapa generasi, dengan tiap Imam baru menerima dari pendahulunya. Isi Al-Jafr cukup mengesankan, tetapi mereka tidak tersedia untuk dilihat publik. Satu bagian dari buku ini menggambarkan aturan Islam, arahan, dan hal-hal seputar perang, termasuk tas yang berisi baju besi dan senjata dari Rasulullah. Zulfiqar juga termasuk salah satu artefak di antara artefak lainnya yang tak ternilai harganya.

0 komentar :

Posting Komentar